Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) merupakan salah satu teknologi yang semakin berkembang pesat di era digital ini. Namun, di balik kemajuan teknologi yang memukau, ada ancaman yang harus disadari oleh kemanusiaan, terutama di Indonesia.
Menyadari Ancaman Kecerdasan Buatan bagi Kemanusiaan di Indonesia penting untuk dilakukan agar kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi dampak dari perkembangan AI ini. Salah satu ancaman yang muncul adalah terkait dengan ketidaksetaraan akses terhadap teknologi AI di masyarakat Indonesia.
Menurut Prof. Bambang Brodjonegoro, Menteri Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN), “Kecerdasan buatan memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, namun juga dapat menimbulkan ketimpangan yang lebih besar jika tidak diatur dengan baik.”
Selain itu, perkembangan AI juga dapat mengancam lapangan pekerjaan tradisional. Menurut laporan yang diterbitkan oleh McKinsey Global Institute, sekitar 56% pekerjaan di Indonesia berisiko digantikan oleh teknologi AI dalam 20 tahun ke depan.
Menyadari Ancaman Kecerdasan Buatan bagi Kemanusiaan di Indonesia juga berarti kita perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan yang akan terjadi akibat perkembangan teknologi ini. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan meningkatkan literasi digital dan teknologi di kalangan masyarakat.
Menurut Dr. Ir. Fadli, M.Sc., seorang pakar teknologi informasi, “Peningkatan literasi digital dan teknologi sangat penting agar masyarakat bisa lebih siap dalam menghadapi dampak dari perkembangan kecerdasan buatan.”
Dengan menyadari ancaman kecerdasan buatan bagi kemanusiaan di Indonesia, diharapkan kita dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengoptimalkan manfaat dari teknologi AI tanpa mengorbankan kemanusiaan dan keadilan sosial. Semua pihak, baik pemerintah, akademisi, maupun masyarakat luas perlu berkolaborasi untuk menciptakan regulasi dan kebijakan yang mendukung pengembangan AI yang berkelanjutan dan berpihak pada kemanusiaan.