Pengangguran Struktural: Penyebab dan Dampaknya bagi Ekonomi Indonesia


Pengangguran struktural merupakan salah satu isu yang seringkali menjadi perbincangan hangat di Indonesia. Hal ini tidaklah mengherankan mengingat dampaknya yang cukup signifikan bagi perekonomian negara. Namun, sebelum membahas lebih lanjut mengenai penyebab dan dampaknya, ada baiknya kita memahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan pengangguran struktural.

Menurut BPS (Badan Pusat Statistik), pengangguran struktural terjadi ketika terdapat ketidaksesuaian antara keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja dengan tuntutan pasar kerja. Hal ini biasanya disebabkan oleh perubahan struktural dalam perekonomian, seperti perkembangan teknologi atau perubahan pola konsumsi masyarakat.

Salah satu penyebab utama dari pengangguran struktural adalah kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja. Menurut data dari Kementerian Ketenagakerjaan, sekitar 60% dari pengangguran di Indonesia merupakan pengangguran struktural. Hal ini menunjukkan pentingnya peningkatan keterampilan dan pendidikan bagi para pencari kerja agar dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.

Dampak dari pengangguran struktural juga tidak bisa dianggap remeh. Selain menurunkan tingkat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi, pengangguran struktural juga dapat meningkatkan tingkat kemiskinan dan ketimpangan sosial. Menurut Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), pengangguran struktural dapat menjadi hambatan bagi pencapaian pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran struktural, diperlukan kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Prof. Rhenald Kasali, seorang pakar manajemen yang juga mengatakan bahwa “Peningkatan keterampilan dan penyesuaian diri dengan perkembangan teknologi merupakan kunci untuk mengatasi pengangguran struktural.”

Dengan demikian, pengangguran struktural merupakan tantangan yang harus segera diatasi demi menciptakan perekonomian yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. Dengan upaya bersama, diharapkan bahwa masalah ini dapat diminimalisir dan memberikan kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.