Pernahkah Anda mendengar istilah pengangguran friksional? Istilah ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun sebenarnya pengangguran friksional adalah salah satu jenis pengangguran yang cukup umum terjadi di masyarakat. Mari kita mengenal lebih dekat tentang pengangguran friksional dan cara mengatasinya.
Pengangguran friksional terjadi ketika seseorang sedang dalam proses mencari pekerjaan baru setelah mengalami pemutusan hubungan kerja atau memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan sebelumnya. Hal ini umum terjadi dalam dinamika pasar kerja yang selalu berubah dan berkembang. Dalam artikel yang diterbitkan oleh Bisnis.com, dikatakan bahwa pengangguran friksional bisa terjadi karena adanya ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh perusahaan.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, pengangguran friksional memang menjadi bagian yang tak terhindarkan dalam pasar kerja. Namun, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada cara untuk mengatasinya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan keterampilan dan kompetensi para pencari kerja.
Menurut Prof. Dr. Tulus Tahi Hamonangan Marpaung dari Universitas Indonesia, “Pengangguran friksional bisa diatasi dengan adanya pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. Dengan meningkatkan keterampilan dan kompetensi, para pencari kerja akan lebih mudah untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.”
Selain itu, pemerintah juga memiliki peran penting dalam mengatasi pengangguran friksional. Melalui kebijakan yang mendukung pelatihan dan pendidikan, pemerintah dapat membantu para pencari kerja untuk meningkatkan keterampilan mereka dan memperoleh pekerjaan yang sesuai.
Dengan mengenal lebih dekat tentang pengangguran friksional dan cara mengatasinya, kita dapat memberikan kontribusi positif dalam mengurangi tingkat pengangguran di masyarakat. Mari bersama-sama berusaha untuk menciptakan pasar kerja yang lebih inklusif dan berkelanjutan.