Pengangguran struktural, masalah yang kerap kali menjadi perbincangan di masyarakat. Namun, apa sebenarnya yang harus dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini?
Pengangguran struktural merujuk pada ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja dengan kualifikasi yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja. Hal ini dapat terjadi akibat perubahan teknologi, perubahan dalam struktur industri, atau perubahan dalam preferensi konsumen.
Menurut Dr. Muhammad Chatib Basri, mantan Menteri Keuangan Indonesia, pengangguran struktural bukanlah masalah yang dapat diatasi dengan mudah. Dalam sebuah wawancara, beliau menyatakan bahwa pemerintah perlu melakukan berbagai langkah strategis untuk mengatasi masalah ini.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan keterampilan para pencari kerja melalui pelatihan dan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Pungky Sumadi, seorang pakar ekonomi, yang menekankan pentingnya investasi dalam bidang pendidikan dan pelatihan.
Selain itu, pemerintah juga perlu mendorong terciptanya lapangan kerja yang sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh para pencari kerja. Hal ini dapat dilakukan melalui kebijakan yang mendukung pertumbuhan sektor-sektor ekonomi yang membutuhkan tenaga kerja terampil.
Namun, tidak semua orang sepakat dengan pendapat ini. Menurut beberapa kritikus, pengangguran struktural juga dapat disebabkan oleh ketidakadilan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan. Oleh karena itu, pemerintah juga perlu melakukan langkah-langkah untuk mengurangi kesenjangan sosial dan ekonomi dalam masyarakat.
Dalam menghadapi tantangan pengangguran struktural, pemerintah perlu menyusun kebijakan yang komprehensif dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo yang ingin menciptakan lapangan kerja yang lebih banyak dan berkualitas untuk rakyat Indonesia.
Dengan kerjasama antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, diharapkan masalah pengangguran struktural dapat diatasi secara efektif. Sebagai negara berkembang, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah ini dan menciptakan kesempatan kerja yang lebih baik bagi seluruh rakyatnya.