Pengangguran friksional adalah salah satu fenomena yang kerap terjadi di masyarakat, terutama di era digital seperti sekarang ini. Istilah ini merujuk pada kondisi di mana seseorang mengalami masa transisi antara pekerjaan lama dan pekerjaan baru. Hal ini seringkali terjadi karena adanya ketidakcocokan antara keterampilan yang dimiliki oleh individu dengan kebutuhan pasar kerja yang terus berubah.
Dalam konteks pengangguran friksional, tantangan dalam mencari pekerjaan menjadi semakin kompleks. Era digital telah membawa perubahan signifikan dalam dunia kerja, di mana teknologi dan digitalisasi menjadi faktor utama yang memengaruhi proses perekrutan dan pencarian kerja. Hal ini membuat individu yang mengalami pengangguran friksional harus beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran friksional di Indonesia mencapai angka yang cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa tantangan dalam mencari pekerjaan di era digital memang tidaklah mudah. Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih serius dari pihak-pihak terkait untuk membantu individu yang mengalami pengangguran friksional agar dapat kembali terserap dalam pasar kerja.
Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan keterampilan dan keahlian individu sesuai dengan tuntutan pasar kerja. Menurut Ahli Ekonomi, Prof. Dr. Rizal Ramli, “Di era digital ini, keterampilan teknologi dan kemampuan beradaptasi dengan perubahan menjadi kunci utama dalam mencari pekerjaan.” Dengan demikian, individu yang mengalami pengangguran friksional perlu terus mengembangkan diri dan belajar hal-hal baru agar dapat bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, dunia pendidikan, dan industri juga menjadi kunci dalam mengatasi pengangguran friksional. Hal ini penting untuk memastikan bahwa keterampilan yang diajarkan di dunia pendidikan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang ada. Dengan demikian, individu yang lulus dari pendidikan dapat dengan mudah terserap dalam pasar kerja tanpa mengalami pengangguran friksional.
Dengan adanya kesadaran akan pentingnya mengatasi pengangguran friksional dan tantangan dalam mencari pekerjaan di era digital, diharapkan dapat memberikan dorongan bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan solusi yang tepat. Sehingga, individu yang mengalami pengangguran friksional dapat segera mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya.