Kecerdasan buatan atau yang lebih dikenal dengan AI (Artificial Intelligence) merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang pesat di era digital ini. Dalam pengembangannya, etika memainkan peran yang sangat penting. Etika dalam pengembangan kecerdasan buatan menjadi sebuah pertanyaan yang harus kita jawab: Apakah Indonesia siap?
Menurut Prof. Dr. Ir. Mauridhi Hery Purnomo, seorang pakar kecerdasan buatan dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, etika dalam pengembangan kecerdasan buatan merupakan hal yang tidak bisa diabaikan. “Kita perlu memastikan bahwa AI yang kita kembangkan tidak hanya cerdas, tetapi juga bertanggung jawab dan aman bagi manusia,” ujar Prof. Mauridhi.
Seiring dengan perkembangan teknologi kecerdasan buatan yang semakin cepat, Indonesia perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi dampak-dampak yang mungkin timbul. Menurut Dr. Bambang Permadi Soemantri, seorang ahli kecerdasan buatan dari Universitas Indonesia, Indonesia masih perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya etika dalam pengembangan AI. “Kita perlu memastikan bahwa AI tidak digunakan untuk melanggar hak asasi manusia atau merugikan masyarakat secara umum,” ungkap Dr. Bambang.
Namun, tantangan yang dihadapi Indonesia dalam mengimplementasikan etika dalam pengembangan kecerdasan buatan tidaklah mudah. Menurut Dr. Yohanes Surya, seorang pendiri Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, diperlukan regulasi yang jelas dan tegas dalam penggunaan AI di Indonesia. “Kita tidak boleh lengah dalam mengatur penggunaan kecerdasan buatan agar tidak menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan,” ujar Dr. Yohanes.
Dengan begitu, penting bagi Indonesia untuk segera mempersiapkan diri dalam menghadapi era kecerdasan buatan yang semakin berkembang. Etika dalam pengembangan kecerdasan buatan harus menjadi prioritas utama agar kita dapat memanfaatkan teknologi ini secara bijaksana dan bertanggung jawab. Sebagaimana yang dikatakan oleh Prof. Mauridhi, “Indonesia perlu memastikan bahwa kita siap menghadapi era kecerdasan buatan dengan penuh etika dan tanggung jawab.”